Beberapa waktu
lalu atau tepatnya tanggal 19 Juni 2012, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat
telah meluncurkan laporan tentang perdagangan orang untuk tahun pelaporan 2011
atau yang dikenal dengan ‘ 2012 Trafficking in Persons Report “.
Dalam Konferensi
persnya, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan ia cenderung
menggunakan istilah “perbudakan modern” dari pada perdagangan manusia. Ia
mengatakan kata perbudakan tepat arti tentang apa yang sesungguhnya terjadi.
Secara Global di
laporkan oleh Departemen tersebut bahwa
ada 17 negara yang hampir tidak melakukan apapun untuk melawan perdagangan
manusia dan mungkin terlibat dalam kejahatan semacam itu.
Departemen Luar
negeri menyebut ke 17 negara itu sebagai negara asal, transit dan tujuan
kejahatan-kejahatan seperti perbudakan seks, kerja paksa dan perekrutan tentara
anak-anak.
“Saat ini
diperkirakan sebanyak 27 juta orang di seluruh dunia menjadi korban perbudakan
modern,yang kita sebut perdagangan manusia,” ungkap Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat (AS) Hillary Clinton saat meluncurkan laporan tahunan perdagangan
manusia di Departemen Luar Negeri AS,seperti dikutip AFP.
Dari 185 negara
yang masuk dalam laporan tahun 2012, hanya 33 negara yang telah menjalankan
undang undang secara tegas untuk mengakhiri perdagangan manusia. Indonesia
sendiri saat ini menurut TIP Report 2012 berada pada Tier 2.
Diluar Pelaporan
tahunan diatas menurut perkiraan
Organisasi Buruh Internasional tahun 2012, perempuan dan anak perempuan
‘menyumbang’ 55% dari korban kerja paksa
dan 98% korban perdagangan seks di seluruh dunia.
ILO memperkirakan
bahwa ada 11,7 juta orang dalam pekerjaan paksa di Asia, 3,7 juta di Afrika,
1,8 juta di Amerika Tengah dan Selatan, 1,6 juta di Eropa Tengah dan Timur,
600.000 di Timur Tengah, dan 1,5 juta di Amerika Serikat, Kanada, dan
negara-negara di Uni Eropa. Jumlah tersebut telah meningkat sebesar 70%
dibandingkan perkiraan ILO pada tahun 2005.
Di Amerika
Serikat, ribuan korban diselundupkan dari Thailand, India, Meksiko, Filipina,
Haiti, Honduras, El Salvador, Republik Dominika, Guatemala, Peru, dan negara
lainnya dipaksa untuk bekerja di toko keringat atau sebagai pembantu rumah
tangga dan pelacur
SEJARAH PERBUDAKAN
Perbudakan pernah
menjadi musuh utama manusia. Sejarah perbudakan sudah ada sejak ribuan tahun
lalu, seiring berkembangnya populasi dan peradaban manusia. Bukti-bukti sejarah
menjadi saksi perjalanan para budak di berbagai negara.
Sejak jaman Mesir
kuno, perbudakkan sudah dilakukan. Para budak berjasa besar membangun
piramid-piramid megah yang sekarang menjadi bagian dari keajaiban dunia.
Peradapan romawi kuno juga telah memperbudak manusia untuk membangun
peradapannya. Kekaisaran Cina, Dinasti Qin Sing Huan Ti, bahkan untuk membangun
Great Wall cina, sebagai benteng raksasa untuk menangkal kekuatan Kerajaan
Mongol, memperbudak ratusan orang. Tembok besar itu dibangun dengan darah oleh
orang-orang yang telah berkorban demi bangunan-bangunan megah tersebut sebagai
simbol peradapan besar.
Praktik
perbudakan bahkan sempat ‘dilegalkan’ bangsa-bangsa kolonial Eropa pada abad 14
hingga 18, terhadap orang-orang Afrika
Perbudakan adalah
sebuah kondisi di mana terjadi pengontrolan terhadap seseorang (disebut budak)
oleh orang lain. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan akan
buruh atau kegiatan seksual. Seorang budak juga dapat diartikan sebagai manusia
yang terenggut hak asasinya sebagai manusia bebas dan bermartabat. Budak adalah
manusia yang tereksploitasi secara fisik maupun psikis. Apapun yang dikehendaki
oleh tuannya harus diikuti bila tidak, dia akan mendapatkan hukuman
Para budak adalah
golongan manusia yang dimiliki oleh seorang tuan, bekerja tanpa gaji dan tiada
punya hak asasi manusia. "Slave" berasal dari perkataan slav, yang
merujuk kepada bangsa Slavia yang tiada berharta dari Eropa Timur, termasuk
Kekaisaran Romawi.
Konsep perbudakan
berdiri di atas pengandaian, bahwa ada tingkatan manusia. Kelompok manusia
tertentu dianggap lebih unggul daripada kelompok manusia lainnya. Maka kelompok
yang lebih kuat punya hak untuk menindas kelompok yang lebih tak berdaya.
Dalam Proklamasi
Emansipasi hampir 150 tahun yang lalu di Amerika Serikat , Presiden Abraham
Lincoln, menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk mencapai kebebasan.
Sampai saat ini,
Amerika tetap teguh dalam memandang bahwa pria, wanita, dan anak-anak memiliki
kesempatan yang sama untuk mencapai kesetaraan. Namun jutaan orang di seluruh
dunia, termasuk di Amerika Serikat saat ini masih berjuang di bawah tekanan
perbudakan modern.
Berbagai macam
perbudakan modern yang dimaksud adalah kerja paksa, renternir, penjualan anak,
dan kekerasan seks.
“Pria dan wanita
dipaksa untuk bekerja di ladang dan pabrik-pabrik atau adanya jasa pemberian
hutang yang tidak mungkin bisa dilunasi. Anak-anak dan perempuan dijual menjadi
pekerja seks, diculik dan dijadikan sebagai tentara anak atau dipaksa bekerja,”
kata Obama, Presiden Amerika Serikat, dalam pernyataan tertulisnya.
Di negara kita
sendiri , Indonesia , kita mengalami ini semua. Katanya perbudakan telah
dihapus di atas dunia. Namun fakta sehari-hari mengatakan berbeda. Masih banyak
saudara kita di pelosok tanah air yang hidup dengan pendapatan amat rendah,
bahkan tak dibayar, setelah bekerja seharian untuk pihak yang berkuasa.
Masih juga banyak
orang yang merasa, bahwa mereka lebih mulia dari orang lainnya. Arogansi
tercium di udara, walaupun sesungguhnya arogansi itu tidak memiliki dasar yang
bermakna. Yang berkuasa secara uang, politik, ataupun agama merasa berhak untuk
bertindak seenaknya. Mereka menindas orang-orang yang lemah, tanpa pernah
merasa bersalah.
Perbudakan
ternyata tak hanya dialami bangsa Afrika yang dibawa ke Benua Amerika, tetapi
juga dialami nenek moyang kita. Mereka dipaksa bekerja tanpa upah oleh Belanda.
Sekalipun Belanda, yang kala itu menjadi pedagang budak terbesar di dunia,
secara resmi menghapus perbudakan di seluruh wilayah jajahannya pada pada 1
Juli 1863.
Sejarawan
Universitas van Amsterdam, Lizzy van Leeuwen, mengatakan bahwa penghapusan
perbudakan di Oost Indie atau Indonesia, baru berakhir secara resmi 100 tahun
lalu saat Belanda menghapus praktek perbudakan yang diterapkan di Kepulauan
Sumbawa. "Ini adalah sejarah yang belum terungkap," van Leeuwen
seperti dimuat situs Radio Nederland.
Dia menambahkan,
hal ini terkait dengan sejarah perbudakan di timur. Tak hanya di Indonesia
melainkan juga di wilayah Asia Tenggara. Mencakup jangka waktu yang sangat
panjang dan meliputi berbagai bentuk perbudakan. "Mengingat cakupan ini,
masalah perbudakan di wilayah sekitar Samudera Hindia sulit sekali untuk
diungkap. Sedikit sekali penelitian tentang masalah ini," jelas van
Leeuwen. Dalil van Leeuwen diperkuat sebuah penelitian yang dilakukan oleh
sejarawan Amerika Serikat, Marcus Vink. Menurut Vink, Belanda juga menjalankan
praktek perbudakan di Indonesia.
"Jan
Pieterszoon Coen membunuh semua penduduk asli Pulau Banda untuk membuka
perkebunan pala. Ia kemudian membeli budak-budak dari wilayah Pulau Banda. Dari
situlah dimulai praktek perdagangan budak di Indonesia," jelas Van Leeuw.
Perbudakan, kata
dia, sejatinya sudah menjadi bagian dari sistem kemasyarakatan di berbagai
wilayah di Indonesia, seperti di Sumbawa, Bali dan Toraja. Penjajah Belanda
membiarkan praktek perbudakan itu terus berlangsung karena itu menguntungkan
posisi mereka di wilayah jajahan.
Kebanyakan budak
dipakai untuk keperluan rumah tangga. "Tapi, bukan berarti budak di sana
hidupnya lebih nyaman. Terjadi berbagai hal mengerikan, bagaimana budak-budak
rumah tangga itu dihukum dengan sangat kejam. Hal itu bahkan masih terus saja
terjadi sampai abad ke-20 di beberapa rumah tangga di Oost Indie."
Sejarah
perbudakan secara legal yang dilakukan oleh orang Eropa dimulai pada abad ke
14. Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis menancapkan perbudakan sejak abad 14
hingga 18.
Peta jalur perbudakan
Pada awalnya
bangsa Afrika adalah bangsa yang berdaya. Potensi kekayaan alam yang melimpah.
Sejak jaman dahulu telah melakukan hubungan dagang dengan bangsa Eropa. Ketika
abad penjelajahan yang dilakukan oleh Bangsa Eropa melewati samudera Atlantik
lalu berlanjut ke semua samudera di Dunia. demi tahapan model hubungan
dilakukan oleh Bangsa Eropa. Pada awalnya merupakan Hubungan dagang, lalu
menjadi hubungan dengan model penghisapan dengan cara Kolonialisme dan
Imperialisme.
Hal ini berlaku
pula ketika bangsa Eropa datang ke Benua Afrika. Awalnya hanya menjalin
Hubungan dagang. Lalu dengan kecerdasan orang Eropa yang mampu melihat peluang
dengan jeli sehingga terjadilah perdagangan budak dan perbudakan menjadi sebuah
system yang diskenario secara sistemik.
Awal Perbudakan di Afrika
Mengapa terdapat
perbudakan di Afrika? Pada mulanya sebagai bentuk hukuman bagi orang-orang yang
telah melakukan perbuatan kriminal dan melanggar hukum yang berlaku. Orang yang
terhukum di hukum dengan cara dipaksa untuk melakukan apapun yang disuruh oleh
Tuannya atau penguasanya.
Ketika Bangsa
Eropa mengunjungi dan mengadakan hubungan dagang dengan penguasa lokal Afrika.
Mereka mulai meminta budak sebagai barter dengan alcohol, senjata dan berbagai
macam alat yang dibawa Orang Eropa untuk ditukar dengan budak, orang yang
terhukum tadi. Kebutuhan akan pekerja manusia untuk dipekerjakan sebagai
pekerja kasar terus meningkat, maka Eropa memilih Orang Afrika untuk dijadikan
Budak.
Perekrutan Budak
Para budak itu
diperoleh dengan cara barter para penguasa local Afrika dengan Orang Afrika.
Lalu untuk menambah jumlah budak yang dibutuhkan maka selanjutnya perburuan
budak pun dilakukan dengan cara penculikan dan penyerbuan di desa-desa di Benua
Afrika.
Orang - orang
Afrika yang berhasil di culik memang kalah dalam hal persenjataan dengan Orang
Eropa. Selain itu juga politik adu domba dilakukan oleh Orang Eropa untuk
menambah budak.
Budak-Budak yang
telah didapatkan selanjutnya dibawa ke Benua Amerika untuk dipekerjakan di
perkebunan. Sejak itulah fase “Triangular Trade” berkembang.
Sebuah model
segitiga perdagangan dan rute (jalur) pelayaran budak dari Afrika ke Benua
Amerika melewati samudera Atlantik lalu dipekerjakan di Benua Amerika. Dan
Hasil Bumi perkebunan berupa Kopi, Gula, Rum dan sebagainya dibawa ke Benua Eropa. Dan lalu Bangsa
Eropa mengirimkan senjata, alcohol untuk penguasa eropa dan memburu budak
hingga hal tersebut terus berlangsung disebut oleh para pedagang Eropa dengan
Triangular Trade.
Dan itu
berlangsung secara sistemik selama 4 abad. Dari abad ke 14 hingga 18 ketika
abolishment (penghapusan perbudakan) terjadi.
Middle Passage adalah sebuah perjalanan yang begitu
mengerikan bagi para Budak. Sebuah rute pelayaran para budak dari Benua Afrika
ke Benua Amerika melewati samudera Atlantic yang juga terkenal dengan
Transatlantic. Perjalanan dengan kapal laut yang membutuhkan waktu selama 8
hingga 10 minggu untuk sampai ke Benua Amerika.
Middle Passage
adalah perjalanan yang dehumanis karena:
Perlakuan para
pedagang Eropa yang membawa budak diperlakukan secara menyedihkan dengan model
“loose Pack”. Para Budak berdesak-desakan di dek kapal. Di beri makan sedikit,
tidak ada toilet, sehingga Muntahan, berak, kencing dilakukan di tempat yang
sama. Bisa dibayangkan apa terjadi? Banyak Budak yang menderita sakit. Bahkan
begitu kejamnya perlakuan ketika “Middle Passage” banyak budak yang stress
berupaya untuk bunuh diri dengan cara mogok makan.
Bahkan banyak
budak yang berusaha meloncat dari kapal untuk Bunuh diri karena tidak tahan
selama perjalanan yang mengerikan. Tetapi cerdasnya para awak kapal Bangsa
Eropa, mereka memasang jaring dan jala di sekeliling kapal sehingga para budak
tersebut tidak bisa terjun ke laut untuk bunuh diri. Sebab kematian budak
adalah kerugian bagi pedagang budak.
Kapal yang berisi budak-budak yang telah merapat di pelabuhan di Benua Amerika oleh selanjutnya dilelang/dijual oleh pedagang budak melalui pelelangan (The Slave Auction). Poster-poster pelelangan budak disebarkan di penjuru kota. Jadwal pelelangan ditetapkan.
Budak yang kuat,
sehat merupakan budak dengan harga yang paling tinggi/mahal. Selanjutnya budak
yang kecil, muda, tua, sakit terjual paling akhir dengan harga yang murah.
Biasanya budak
yang datang dengan keluarganya dipisahkan dan dijual terpisah oleh para
pedagang Budak.
Yang mengenaskan
bagi para budak adalah ketika saat
pelelangan, mereka tidak paham akan situasi yang mereka hadapi. Pelelangan
dilakukan dengan bahasa yang tidak mereka pahami. Dan saat mereka tahu majikan
mereka telah berganti.
Kehidupan Para Budak (How Slaved Lived)
Para Budak yang
berada di Amerika Utara biasanya dipekerjakan di pabrik. Dan para Budak yang
berada di Amerika Selatan dipekerjakan di perkebunan. Kehidupan para budak sungguh menyedihkan.Setiap hari mereka harus bekerja keras dari matahari terbit hingga matahari terbenam tanpa gaji dan perlakuan kasar.Untuk tempat berlindung para budak harus membangun rumahnya sendiri dengan bahan seadanya.Untuk makan, biasanya mereka makan makanan seadanya.Dalam setahun hanya diberikan 3 underwears, sepasang sepatu dan pakaian seadanya oleh Tuannya.Para budak tidak diperkenankan berbicara ketika bekerja dengan bahasa mereka. Bila berbicara akan mendapatkan hukuman.Para budak tidak boleh belajar membaca dan menulis. Tetapi Pada hari minggu mereka diperbolehkan pergi ke Gereja
Kehidupan Budak di Perkebunan
Tembakau, kapas,
Gula, kopi adalah hasil perkebunan yang dikerjakan oleh para budak. Selanjutnya
hasil bumi tersebut dikirim ke Eropa. Budak adalah orang yang harus menuruti
kehendak Tuannya. Bila tidak menuruti kemauan Tuannya. Budak akan mendapatkan
hukuman jika mereka tidak bekerja giat, banyak berbicara selama bekerja,
mencuri dari tuannya, berupaya melarikan diri atau berupaya mengadakan
pemberontakan.
Hukuman para
budak dilakukan didepan umum dengan tujuan sebagai bentuk intimidasi kepada
para budak agar tidak melakukan pembangkangan.Tingkat dan model Hukuman
tergantung dari kesalahan yang telah dilakukan oleh para Budak.
Demikianlah
sejarah perbudakan yang telah berlangsung selama 4 abad. Abilitionism
(penghapusan perbudakan) mulai terjadi pada abad 18 dan awal abad 19.
Abraham Lincoln
adalah tokoh penting yang berupaya untuk menghapuskan perbudakan di Amerika
Serikat walaupun akhirnya menyebabkan perang sipil di Amerika.
Tetapi hingga
sekarang perbudakan masih terus berlangsung walaupun telah terdapat ratifikasi
hak asasi manusia.
Perbudakan di Zaman Modern
Jika pada zaman
dahulu perbudakan dilakukan dengan cara yang kasar, eksploitatif, menghisap,
menindas dan sewenang-wenang. Maka ciri itu sepertinya masih ada di tengah
zaman yang modern ini. Kemiskinan, ketidak berbedayaan, tidak adanya akses
terhadap pekerjaan di negeri ini membuat manusia seperti seorang TKW bernama Ruyati yang nekad mencari
pekerjaan di sebuah negeri di timur tengah dengan resiko nyawa menjadi taruhannya.
Dan Ironisnya,
saat kita merayakan hari penghapusan perbudakan pada 1 Juli pada saat yang sama
di berbagai belahan dunia masih terjadi
praktek-praktek perbudakan.
Para korban
perbudakan zaman dulu dilelang dan dijual dari satu majikan ke majikan yang
lain. Jangankan untuk hidup bebas, hak atas diri mereka sendiri saja mereka
tidak punya.
Perbudakan
mengalami metamorfosa dalam bentuk baru yang lebih cerdas, bernama human
trafficking atau perdagangan manusia, yang mengarah
pada prostitusi, kerja paksa, buruh paksa, dan pekerja anak.
Perbudakan dan
perdagangan manusia, dua bentuk yang serupa tapi tak sama. Mereka tetap menjadi
budak yang terenggut hak asasinya sebagai manusia bebas dan bermartabat. Mereka
dieksploitasi secara fisik maupun psikis, dan apa pun yang dikehendaki tuannya
harus diikuti, bila tidak, akan mendapatkan hukuman
Perdagangan
manusia atau human trafficking saat ini tidak hanya sebatas perdagangan
manusia, tapi juga eksploitasi yang sering melanggar batas - batas kemanusiaan.
Mulai dari pemaksaan kerja para pekerja migran, anak-anak yang dipaksa bekerja
dengan kondisi yang memprihatinkan; wanita yang diperdagangkan sebagai budak
seks; nasib para TKW Indonesia di Arab Saudi juga mengingatkan kita pada
kejamnya praktek perbudakan, penculikan bayi untuk diadopsi, eksploitasi
seksual terhadap perempuan di bawah umur, hingga penjualan organ tubuh manusia‼.
Oleh karena itu, hari penghapusan perbudakan bukan hanya untuk memperingati
masa lalu tapi lebih penting untuk menjadi motivasi guna memerangi
praktek-praktek perbudakan di masa kini.
Coba kita lihat
beberapa contoh peristiwa di beberapa negara ini yang mencerminkan bagaimana perbudakan dapat
terjadi ditengah tengah kita dengan tanpa kita sadari
Jika dirata-rata
satu pekerja domestik meninggal tiap minggu di Libanon – baik akibat bunuh diri
maupun kecelakaan ketika berusaha melarikan diri dari majikan yang mengurung
mereka di dalam rumah.
Kelompok HAM
menyatakan, penyiksaan dan isolasi yang diderita perempuan-perempuan ini adalah
faktor utama yang mendorong mereka mengambil risiko yang membahayakan nyawa.
Pekerja domestik
adalah pemandangan umum di Libanon. Di swalayan banyak gadis Asia yang
mendorong kereta belanja untuk “madam” mereka atau gadis-gadis Afrika yang
membawa tas besar dan mengasuh balita.
Diperkirakan
keluarga Libanon mempekerjakan 200.000 pekerja domestik migran, terutama dari
Filipina, Sri Lanka dan Ethiopia. Kebanyakan dari mereka adalah gadis-gadis
muda yang meninggalkan keluarga di negeri asal dan memutuskan hidup bersama
keluarga Libanon yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Semua mereka
lakukan demi penghasilan rata-rata 150 dolar per bulan. Majikan mereka menjadi
sponsor izin tinggal mereka di Libanon. Ini menyebabkan terbatasnya kebebasan
dan mobilitas mereka.
Ketika sejumlah
kasus dibawa ke pengadilan, seperti pemukulan terhadap pekerja domestik, pelaku
hanya diganjar hukuman ringan. Bahkan majikan yang membunuh pembantunya bisa
lolos tanpa hukuman berat. Penelitian sejumlah organisasi HAM mengindikasikan
bahwa angka kematian pekerja domestik di Libanon tinggi. Wawancara yang
dilakukan HRW menunjukkan, tekanan finansial, pekerjaan yang terlalu berat,
ditambah penganiayaan dan isolasi adalah faktor-faktor utama di balik angka
ini.
(Sumber: Radio Netherlands)
Di masa lalu para
duta besar dan diplomat asing lain di Den Haag terbukti mengeksploitasi dan
memenjarakan para pembantu mereka. Demikian pernyataan sejumlah pembantu kepada
Radio Nederland Wereldomroep dan harian Trouw.
Menurut pengacara
Antoinette Vlieger dari Universiteit van Amsterdam, saat ini terjadi apa yang
disebut perbudakan modern. Para diplomat di Den Haag menyukai pembantu
Filipina. Mereka penurut dan senang bekerja keras. Para diplomat ini punya
kekebalan diplomatik dan tidak pernah diperiksa. Mereka bebas bicara, sementara
para pembantunya tutup mulut.
Di sepanjang
pantai di belakang perbukitan pasir Den Haag, berdiri villa-villa megah yang
disukai para diplomat asing. Mereka ini dipersenjatai sepasukan pelayan, tukang
bersih-bersih, penjaga anak dan koki, yang sering kali didatangkan dari luar
negeri. Salah satunya adalah Cheryl Barrio *nama samaran* (50 tahun) asal
Filipina.
Saat itu awal
tahun 2003. Cheryl Barrio tiba di villa milik duta besar baru Arab Saudi di
Belanda. Sebelumnya Cheryl sudah bekerja untuk keluarga tersebut di Arab Saudi.
Begitu tiba, dia harus menyerahkan paspor kepada sang duta besar dan Cheryl dilarang meninggalkan rumah.
Cheryl juga
memasak untuk seluruh keluarga. Mereka hanya boleh makan makanan sisa, tidak
boleh masak sendiri. Pernah Cheryl masak nasi sisa kemarin untuk konsumsi
sendiri, istri Pak Dubes dengan berang langsung masuk dapur dan menggatakan
makanan sisa yang dimasak kembali itu haram.
Keluarga Filipina
itu digaji antara 200 – 400 dolar per bulan. Jauh lebih rendah dari UMR
Belanda. Setelah menyisihkan sedikit untuk uang saku, sang dubes mengirim uang
ke suami Cheryl dan 5 anak mereka lainnya di Filipina.
“Mereka bilang sebaiknya saya memang tidak
pergi keluar, karena kedutaan besar Filipina tidak mau cari masalah sama Arab
Saudi. Mereka bisa saja menghentikan visa kerja untuk orang Filipina lainnya.
Pihak kedutaan Filipina malah menyuruh saya untuk minta gaji lebih besar, itu
kan tidak realistis.”
Apa yang terjadi
pada Cheryl dan putra-putrinya adalah contoh perbudakan moderen, demikian
pengacara penyidik Antoinette Vlieger. Para pembantu tiba di rumah majikan baru
dengan iming-iming upah tinggi dan kontrak yang sepertinya mengikat. “Tapi
begitu tiba di tempat, para majikan merobek-robek kontrak dan menginjak-injak
peraturan perburuhan.”
Para pembantu mau
tidak mau menerima hal ini, karena keluarga mereka di tanah air sangat
mengharapkan upah mereka, dan para majikan tahu betul soal ini. Antoinette
mengatakan, “Visa para pelayan ini memang berdasarkan pekerjaan mereka untuk
para diplomat. Ini memberi para diplomat kekuasaan yang semakin diperkuat oleh
kekebalan diplomatik mereka. Mereka ini kan tidak terjangkau sistem peradilan
Belanda, jadi mereka pikir : saya pasti lolos.”
(Sumber:
Radio Netherlands)
Ketidakmampuan
dalam mengelola sumberdaya manusia di suatu negara menjadikan warganya
menyebrang ke negara yang dianggap lebih menjanjikan kehidupan yang layak
walaupun penuh resiko. Pemerintah yang seharusnya melindungi warganya di luar
negeri seakan hanya mengambil keuntungan dari pajak para pencari kerja di luar
negeri. Nasib para pekerja di luar negeri sebagian besar ditentukan oleh baik
tidaknya sang Majikan. Jika majikan mereka kejam, maka tamat sudah riwayat
untuk bermimpi mendapatkan rezeki untuk keluarga, justru yang didapat adalah
penyiksaan, penghisapan, pemerkosaaan hingga nyawa meregang oleh pedang sang
algojo.
Perlu upaya yang
lebih serius dari masing – masing pemerintah, jika tidak ingin warganya
bernasib sebagai “budak” di luar negeri. Peningkatan pendidikan dan
keterampilan harus ditingkatkan.
Perbudakan modern
bukan hal yang tidak mungkin di tengah-tengah laju pertumbuhan manusia yang
sangat tinggi sementara lowongan pekerjaan sangat sempit dikarenakan
konsentrasi permodalan hanya ada di segelintir manusia.
Di Indonesia
sekarang ini, banyak orang yang hidup dalam situasi yang lebih parah dari
perbudakan.
Secara legal
perbudakan telah dilarang. Namun faktanya semua itu berlangsung di depan mata
kita.
Perbudakan bukan
hanya soal ekonomi, tetapi soal harkat dan martabat manusia yang memiliki
kebebasan. Walaupun secara ekonomi tampak menguntungkan, namun sistem
perbudakan menyangkal status kemanusiaan tiap orang, karena mereka direndahkan
semata menjadi harta benda yang bisa dimiliki. Pendapatan yang mereka terima
tidak cukup untuk hidup sehari-hari. Mereka bekerja keras dengan upah yang amat
tidak manusiawi. Maka itulah sistem perbudakan tidak pernah boleh diterapkan.
Kebebasan adalah
prasyarat demokrasi. Tanpa kebebasan tidak akan ada demokrasi. Tanpa demokrasi
yang kemungkinan besar tercipta adalah tirani. Di dalam masyarakat seperti itu,
penyalahgunaan kekuasaan amat banyak ditemukan. Keadilan akan semakin jauh dari
genggaman tangan.
Inilah fenomena
perbudakan modern. Prakteknya tidak disebut perbudakan, namun secara langsung
mengandung unsur-unsur perbudakan di dalamnya.
Simak saja nasib
para TKI, buruh tani, buruh pabrik, apakah mereka sungguh telah keluar dari
sistem “perbudakan”? Para TKW/TKI hanya menjadi mesin devisa negara yang tak
pernah diperhatikan hak-hak dasarnya.
Selama
masalah kemiskinan dan pendidikan belum tuntas perbudakan akan terus terjadi
dan bermetaforsis bentuk eksploitasi manusia.
Indonesia sendiri
sebagai negara berkembang menjadi lahan subur perdagangan manusia, masalah ini
hanya sebagian yang terlihat. Ibarat fenomena gunung es, jauh lebih banyak
kasus terjadi yang tidak diketahui. Tingginya angka human trafficking, tak jauh
dari masalah ekonomi, baik korban maupun pelaku. Karena desakan ekonomi dan rendahnya
pendidikan, banyak pula orang yang menjual anaknya sendiri. Dari sisi pelaku,
trafficking dinilai menguntungkan.
Perbudakan atau
apa pun namanya, tentu harus diperangi. UUD 1945 secara tegas mengatur tentang
pentingnya perlindungan terhadap hak asasi manusia, termasuk perempuan dan
anak-anak. Juga diperkuat dengan UU No 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang dan UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak.
Yang jelas,
penanggulangan human trafficking harus menyentuh masalah dasarnya, yakni
ketidakberdayaan ekonomi dan rendahnya pendidikan. Karena selama dua hal
tersebut masih menjadi persoalan, selama itu pula bentuk perbudakan modern tersebut
akan terus terjadi. Dan permasalahan ini tidak hanya bisa diatasi oleh satu
elemen saja, karena Perdagangan Manusia atau Perbudakan Modern ini sudah
layaknya seperti sebuah lingkaran setan yang tidak ada ujung pangkalnya.
Maka cobalah buka
mata, dan lihatlah dunia sekitar. Apakah masih ada pola-pola perbudakan yang
tersisa? Jika ya nyatakanlah dengan tegas, dan perangilah secara beradab. Hanya
dengan begitu kita bisa keluar dari penjara kemunafikan, dan mulai bekerja
menciptakan keadilan.
Mari kita lihat
nanti, apakah negara ini masih punya hati?
( Diolah Dari Berbagai Sumber)
Salam kenal Saya Syafitri TKI DI MALAYSIA
BalasHapusMaaf sebelumnya jika lewat Tempat ini saya menceritakan kisah hidup saya niat saya hanyalah semata ingin berbagi tapi semua tergantung Anda percaya atau tidak yg jelasnya inilah kenyataannya...
Syukur alhamdulillah kini saya bisa menghirup udara segar di indonesia karnah sudah sekian lama saya ingin pulang ke kampung halaman namun tak bisa sebab,saya harus bekerja di negri orang (Arab Saudi) karna ada hutang yang harus saya bayar di majikan yaitu 257 juta untuk uang indo namun saya tidak pusing lagi sebab kemaring saya di berikan Info oleh seseorang yang tidak saya kenal,katanya kalau mengalami kesulitan Ekonomi,Terlilit hutang silahkan minta bantuan sama
KI BARONG di Nomor telfon 0852 8895 8775 di jamin bantuan beliau 100% …
Atau,>>KLIK DISINI UNTUK INFO BANTUAN KI BARONG<<
BANTUAN DARI KI BARONG
1.PESUGIHAN
2.TOGEL
3. DANAH GHAIB
4.PENGGANDAAN UANG
5.UANG BALIK
6.PEMIKAT
7.PENGLARIS BISNIS (Jualan,Tokoh,warung)
8.PERLANJAR DALAM BERBAGAI HAL
Jadi saya beranikan diri menghubungi beliau dan menyampaikan semua masalah saya dan alhamdulillah saya bisa di bantu,kini semua hutang saya sama majikan di Saudi semua bisa terlunasi dan punya modal untuk pulang kampung,,,,
Jadi buat yang pengen seperti saya silahkan hubungi KI BARONG di nomor 0852 8895 8775 Anda tidak usah ragu akan adanya penipuan atau hal semacamnya sebab saya dan yg lainnya sudah membuktikan keampuhan bantuan beliau kini giliran Anda trimahkasi….
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
BalasHapusdan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka 9188 alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,di no cll (((082-313-336-747)))
insya allah anda bisa seperti Saya menang togel 689
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus asah....AKI SOLEH akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D 3D 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: cll (((082-313-336-747)))
KLIK DISINI BOCORAN TOGEL HARI INI
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos
Maaf... Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau ada ke bohongan sy sama sekali. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang sy takut hubungi nomer trsebut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan dana hibah maupun melalui anka nomer togel. Setelah sy telpon melalui whatsApp untuk dengar arahan nya. bukan jg larangan agama. Tergantung dari keyakinan dan kepercayaan saja. Biarlah Orang pada ngomong itu musrik hanya tuhan yg tau. mungkin ini salah satu jalan rejeki sy. Syukur Alhamdulillah melalui bantuan beliau benar2 sudah terbukti sekarang. Amin
BalasHapusAssalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan ingin seperti saya.. Perkenalkan nama saya abdul rochman junaidy umur 38 tahun Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal yaitu uang gaib karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 785 juta saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya. Secara tidak sengajah sewaktu saya buka-buka internet saya menemukan salah satu situs abah duihantoro saya baca semua isi situs beliau akhirnya saya tertarik untuk meminta bantuan kepada abah duihantoro. Awalnya sih memang saya ragu dan tidak percaya tapi selama beberapa hari saya berpikir, akhirnya saya memberanikan diri menghubungi abah duihantoro di nomer 085298463149 singkat cerita alhamdulillah beliau sanggup membantu saya melalui pesugihan uang gaib sebesar 2 milyard dan pada saat itulah saya sangat pusing memikirkan bagaimana cara saya berusaha agar bisa memenuhi persyaratan yg abah sampaikan sedangkan saya tidak punya uang sama sekali. Akhirnya saya keliling mencari pinjaman alhamdulillah ada salah satu teman saya yg mau meminjamkan uangnya akhirnya saya bisa memenuhi
BalasHapussyarat yg abah duihantoro sampaikan.. singkat cerita selama 3 hari saya sudah memenuhi syaratnya saya dapat telpon dari abah untuk cek saldo rekening saya,, saya hampir pingsan melihat saldo rekening saya sebesar 2M 150 ribu rupiah. Singkat cerita bagi saudara(i) dimanapun anda berada jika anda menemukan pesan saya ini dan anda sudah berhasil mohon untuk di sebarkan agar saudara(i) kita yg diluar sana yg sedang dalam himpitan hutang atau ekonomi semua bisa bebas.. Jika saudara(i) ingin seperti saya silahkan konsultasi atau hubungi abah duihantoro di 085298463149 / whatsapp +6285298463149 sosok beliau sagat baik dan peramah dan sagat antusias membantu orang susah. Demi allah demi tuhan inilah kisah nyata saya abdul rochman junaidy semoga dengan adanya pesan singkat ini bisa bermanfaat sekian dan terima kasih...
Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu W/A[+44] 7480 729811[Chats Only] atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan ISKANDAR LESTARI LOAN COMPANY (ISKANDAR LENDERS) via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
BalasHapuse_mail:::[aditya.aulia139@gmail.com]
[iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com]
WhatsApp:::[+44] 7480 729811[Chats Only]
Telephone Number☎[+44] 7480 729811[Calls Only]